Site icon Sejarah Internasional

Era Pasca-Barat: Siapa yang Mengatur Dunia Sekarang?

Era Pasca-Barat

Sejarahinternasional – Era Pasca-Barat kini menjadi topik panas dalam diskusi geopolitik global. Dalam beberapa tahun terakhir, serangkaian peristiwa besar—mulai dari konflik Rusia-Ukraina, pandemi COVID-19, hingga krisis legitimasi lembaga-lembaga internasional—telah menggerus dominasi historis negara-negara Barat atas tatanan dunia. Dunia perlahan bergerak ke arah sistem multipolar yang lebih kompleks, di mana negara-negara dari kawasan Global South tidak lagi hanya sebagai pengikut, melainkan pemain aktif dengan suara yang semakin kuat.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan besar: jika bukan Barat, siapa yang kini menentukan arah kebijakan global? Negara-negara seperti Tiongkok, India, Brasil, Turki, hingga Uni Emirat Arab kini semakin sering tampil sebagai pusat diplomasi, ekonomi, bahkan budaya.

Dominasi Lama yang Mulai Terkikis

Era Pasca-Barat mencerminkan retaknya monopoli narasi global yang selama puluhan tahun di pegang oleh negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sekutu Eropa Barat lainnya. Banyak pihak menilai, respons lambat dan inkonsisten terhadap pandemi, serta pendekatan intervensi militer yang kontraproduktif di Timur Tengah dan Asia Tengah, membuat kepercayaan global terhadap Barat menurun drastis.

Kondisi ini memberi ruang bagi munculnya tatanan baru yang lebih beragam secara ideologi dan pendekatan. Global South—yang sebelumnya di anggap sebagai wilayah pinggiran—kini menegaskan diri sebagai pusat kekuatan baru. Terutama dalam forum-forum internasional seperti BRICS, G20, dan ASEAN.

“Dari Warren ke Rife: Kisah Baru Boneka Annabelle Dimulai”

Aturan Lama Tak Lagi Berlaku Universal

Dalam konteks Era Pasca-Barat, banyak negara mulai menolak standar ganda dan nilai-nilai universal yang di klaim oleh Barat. Prinsip-prinsip seperti demokrasi liberal, intervensi atas nama HAM, atau model kapitalisme terbuka kini tak lagi di terima begitu saja. Sebaliknya, negara-negara berkembang membentuk aliansi baru berdasarkan kepentingan strategis, kemandirian ekonomi, dan nilai budaya masing-masing.

Contohnya, Tiongkok mempromosikan konsep “pembangunan tanpa syarat politik” melalui Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI), sementara India mengusung prinsip “strategic autonomy” dalam diplomasi. Ini memperlihatkan bahwa dunia kini bergerak ke arah konsensus multikultural, bukan dominasi satu blok.

Siapa Pengatur Tatanan Baru?

Era Pasca-Barat tidak berarti kekosongan kekuasaan, melainkan redistribusi pengaruh. Kini, banyak isu global—dari perubahan iklim, keamanan digital. Hingga perdagangan energi—di bahas dan di tentukan melalui kolaborasi yang melibatkan negara-negara non-Barat secara aktif.

Kekuatan tidak lagi terpusat, tetapi tersebar dalam jejaring koalisi global. Dari kerja sama teknologi antara India dan Afrika. Hingga diplomasi energi oleh negara Teluk, pusat-pusat kekuasaan baru terus bermunculan.

Era Pasca-Barat adalah momen pergeseran. Dunia kini sedang menyusun ulang sistem nilai, kekuasaan, dan arah kebijakan. Tidak ada satu negara atau blok yang sepenuhnya mengatur segalanya, tapi ada banyak pemain baru yang ikut menentukan arah. Di tengah ketidakpastian ini, masa depan dunia mungkin akan di tentukan oleh kolaborasi lintas budaya, bukan dominasi tunggal.

“The SPF Awakening: Skincare Pagi yang Tak Bisa Lagi Di-skip”

Exit mobile version